Tsunami PHK, Startup Online Travel Ini Pangkas 3.000 Karyawan

Tsunami PHK, Startup Online Travel Ini Pangkas 3.000 Karyawan

266

Agen pemesanan perjalanan online (online travel) Expedia berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 3.000 karyawan di seluruh dunia. Dampak dari perseteruan dewan direksi perusahaan.

Jumlah yang di-PHK setara dengan 12% total karyawan perusahaan. Sebanyak 500 karyawan kantor pusat akan dipecat. PHK akan dimulai dari Hong Kong dan Singapura, seperti dilansir dari Financial Times, Jumat (28/2/2020).

Dalam email kepada para karyawannya, manajemen Expedia menyatakan perusahaan melakukan PHK karena ingin melakukan restrukturisasi demi memfokuskan kembali bisnis perusahaan. Beberapa proyek perusahaan akan dihentikan, termasuk tim dan kegiatan serta posisi tertentu.

Pemangkasan ini terjadi setelah Desember 2019 Chief Executive Mark Okerstrom dan Chief Financial Officer Alan Pickerill dicopot karena berselisih dengan Chairman sekaligus pemegang saham Expedia Barry Diller soal strategi perusahaan.

Dalam penjelasan, Barry Diller menyebut Mark Okerstrom telah memimpin dengan kehilangan fokus sehingga menimbulkan kembung di Expedia.

"Kami berhenti melakukan hal-hal bodoh dan mulai melakukan apa yang kami pikir adalah hal yang baik," ujar Barry Diller.

Analis Atlantic Equities James Cordwell mengatakan biasa tetap (fixed cost) per malam Expedia hampir dua kali lipat dari saingannya asal Eropa, Booking.com. Hal ini membuat perbedaan margin yang tinggi di antara kedua perusahaan.

Dalam pemaparan perusahaan, virus corona akan berdampak pada hilangnya US$30 juta hingga US$40 juta pendapatan perusahaan.

Mark Okerstrom memimpin Expedia sejak 2017 setelah Dara Khosrowshahi pindah ke Uber Technologies. Dalam kepemimpinannya, Mark fokus reorganisasi perusahaan ke dalam beberapa merek seperti hotel.com, Trivago dan Vrbo serta memiliki fokus ke pada lokal.

Keyword: phk karyawan, phk startup, travel online pangkas karyawan

Share:



Postingan Sebelumnya:


Postingan Selanjutnya: