Kenalin Pendiri Traveloka Dulu, Pakai Aplikasinya Kemudian

Kenalin Pendiri Traveloka Dulu, Pakai Aplikasinya Kemudian

469

Demi mendapat harga tiket terbaik, banyak orang berlomba-lomba mencari marketplace yang berani memberikan promo dan harga paling menarik. Tak terkecuali Traveloka, perusahaan Unicorn Indonesia yang saat ini sudah merambah jangkauan bisnis ke berbagai negara di Asia Tenggara. Tapi, apakah kamu sudah mengenal pendiri Traveloka?

Siapa yang tidak tau Traveloka? Aplikasi yang bisa digunakan untuk memesan tiket pesawat hingga voucher kue ulang tahun untuk teman sejawat. Tak hanya itu, kini kamu juga bisa menggunakan aplikasi yang diluncurkan pada 2012 ini untuk memesan tiket nonton, menyewa mobil, bahkan berlangganan asuransi.

Pendiri Traveloka

Ferry Unardi adalah seorang anak yang lahir di Padang, 16 Januari 1988. Setelah lulus sekolah, dirinya memutuskan untuk kuliah di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat. Jurusan yang dipilihnya saat itu adalah Computer Science and Engineering.

Usai menempuh pendidikan S1 hingga tahun 2008, Ferry sempat bekerja di Microsoft, Seattle, sebagai software engineer. Namun sayangnya, Ferry merasa bakatnya bisa berkembang lebih mendalam lagi sehingga dirinya memutuskan untuk membuat bisnis di industri travel dan penerbangan ketika melakukan perjalanan ke Tiongkok. Alhasil, Ferry kembali dari Tiongkok dengan sebuah ide cemerlang untuk memulai bisnis startup.

Namun, dirinya kembali merasa kurang mumpuni karena hanya mempunyai gelar di bidang teknologi informasi. Oleh karena itu, Ferry melanjutkan pendidikannya di Harvard University dengan jurusan S2 Bisnis. Namun, langkah akademis ini terhenti di semester 1 karena Ferry telah memutuskan untuk fokus pada bisnis yang sedang dijalaninya ini. Di sisi lain, Ferry juga bekerja sama dengan dua calon pendiri Traveloka lain, Derianto Kusuma dan Albert Chang.

Melalui wawancaranya dengan Tech in Asia di acara Startup Asia Jakarta 2014, Ferry mengaku bahwa solusi membuat Traveloka didapatnya dari keresahan dirinya ketika sedang mencari tiket pesawat dari Boston ke Padang (kota asalnya). Oleh karena itu, Ferry ingin menggunakan kemampuan IT-nya untuk membantu orang-orang yang mengalami kesulitan seperti dirinya ketika mencari tiket pesawat. Dari sinilah tercetus ide mengembangkan Traveloka.

Awalnya, Traveloka hanya sebuah aplikasi yang digunakan untuk membandingkan harga tiket pesawat. Namun, akan lebih memudahkan pengguna jika tiket dapat dibeli langsung setelah pengguna memilih harga terbaik. Setelah menjalani berbagai proses, Traveloka kini berevolusi menjadi super-app untuk membeli tiket perjalanan secara online.

Siapa mengira, saat ini Traveloka sudah menjadi aplikasi yang dapat diandalkan untuk hampir berbagai hal. Setelah melebarkan sayap hingga ke pemesanan hotel, kini kamu juga bisa memesan tiket nonton, voucher makanan, tiket rekreasi, rental mobil, bahkan membayar tagihan atau mengisi ulang pulsa melalui Traveloka. Berdasarkan informasi yang tersedia di website, kini Traveloka menjadi aplikasi mobil paling populer di Asia Tenggara dengan 30 juta unduhan.

Keberhasilan ini tak luput dari kerja sama para pendiri Traveloka yang kompak. Buktinya, tak hanya kecanggihan aplikasi yang dikembangkan oleh Ferry Unardi, namun strategi Traveloka dalam mengajak kerja sama partner lain juga tak perlu dipertanyakan. Misalnya, ketika tak ada maskapai penerbangan yang mau bekerja sama, para pendiri Traveloka ini menawarkan keuntungan 95% untuk partner dan 5% untuk Traveloka sehingga para maskapai mau menyetujui kerja sama.

Simpulan

Itulah kisah pendiri Traveloka, Ferry Unardi, yang saat menempuh pendidikan S2 memutuskan untuk berhenti kuliah demi mengutamakan fokusnya pada aplikasi Traveloka. Kuncinya adalah berani mengambil risiko namun tetap mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh. Bayangkan jika saat itu Ferry tidak pernah melakukan introspeksi diri ketika bekerja di Microsoft, atau jika dia mudah merasa puas dan tidak perlu berkembang.

Jika kedua pemisalan di atas benar-benar terjadi, mungkin saat ini aplikasi yang paling diandalkan untuk membeli tiket perjalanan dan hotel bukanlah Traveloka. Mungkin, kamu juga tidak bisa menikmati voucher Traveloka Eats dengan potongan harga yang besar kalau di tahun 2011 pendiri Traveloka ini menghabiskan 2 tahun untuk fokus pada studinya. Sama seperti yang ditulis Neil Patel, seorang entrepreneur pada website Forbes di paragraf berikut.

“Jika kuliah adalah langkahmu untuk mengejar kesuksesan, jalankanlah dan semoga beruntung. Tapi, kalau kamu mau menjadi seorang entrepreneur, lewatilah sekolah dan langsung jalankan eksekusinya. Berjuanglah segigih yang kamu bisa dan kamu akan berhasil.”

Kalau kamu bagaimana, sudah siapkah menjadi “Pendiri Traveloka” untuk bisnismu sendiri? Tak perlu jauh-jauh, kamu bisa memulainya dengan membuat website pribadi terlebih dulu. Pasalnya, saat ini perkembangan bisnis di dunia digital sudah berkembang sangat pesat. Kalau kamu masih terus menunggu hingga dirimu siap, kamu tak akan pernah siap. Selamat mencoba ya, semoga sukses!

Keyword: traveloka, pendiri traveloka, aplikasi traveloka

Share:



Postingan Sebelumnya:


Postingan Selanjutnya: